Pernikahan merupakan fase baru yang pastinya dilewati oleh banyak orang. Pernikahan yang harmonis dan cukup sekali terjadi dalam hidup merupakanimpian setiap orang yang menikah. Akan tetapi, dalam menjalankanya seringkali timbul masalah. Salah satunya adalah masalah yang dapat mengganggu komunikasi interpersonal dalam keluarga yaitu antara suami-istri. Jika haltersebut sering terjadi dan tidak bisa diatasi, maka seringkali perceraianlah yang dipilih sebagai solusi dari masalah yang dihadapi. Perceraian yang terjadi menggambarkan hubungan pernikahan yang tidak baik. Sehingga, memberikan pandangan pernikahan kepada individu sebagai anak yang nantinya akanmembentuk sebuah persepsi mengenai pernikahan. Persepsi yang dimiliki oleh setiap individu yang orang tuanya telah bercerai dapat berbeda-beda, semua ituberdasarkan tentang bagaimana pengalaman yang mereka dapatkan,terutamadari bentuk komunikasi interpersonal dalam keluarga, cara mereka berfikir danmenyikapi suatu masalah baik secara pikiran maupun tindakan, dan apa yangorang tuanya sampaikan mengenai hubungan pernikahan. Penelitian inimenggunakan teori komunikasi interpersonal dan teori persepsi. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan secara kualitatif, untuk melihat bagaimana komunikasi interpersonal dari orangtua individu yang telah bercerai yang dapat mempengaruhi terbentuknya persepsi individu sebagai anak terhadap pernikahan. Pengumpulan data dilakukan kepada 4 narasumber yang terdiri dari 2 pasang orang tua-anak dengan teknik wawancara mendalam. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa persepsi individu terhadap pernikahan merupakan suatu hal yang positif melalui proses komunikasi dan proses persepsi.

Kata kunci: Komunikasi, Persepsi, Pernikahan